Indonesia   |   English  
Saran Dan Pengaduan

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR TATELU
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
×

KKP

Kilas Berita  
Mengenal Cacing Sutera (Tubifex sp) Sebagai Pakan Alami untuk Larva Ikan Air Tawar

Cacing sutera (Tubifex sp) merupakan salah satu jenis pakan alami yang sangat potensial untuk dikembangkan karena memiliki permintaan pasar yang tinggi, khusnya permintaan dari para pelaku pembudidaya ikan karena cacing sutera mengandung nutrisi yang cukup tinggi untuk pertumbuhan larva ikan. Pada umumnya cacing sutera ditemukan di daerah tropis dengan kondisi perairan berlumpur dan mengandung bahan organik, dimana bahan organik yang telah terurai dan mengendap didasar perairan merupakan makanan utama dari cacing sutera tersebut.

 

Cacing sutera memiliki warna tubuh dominan kemerah-merahan, dengan ukuran tubuh yang ramping, halus dan memiliki panjang 1-2 cm. Menurut Dinda suryadin et al., 2017 dalam Lastris (2020) cacing sutra tidak memiliki insang sehingga sistem pernapasannya terjadi pada permukaan tubuh yang banyak mengandung pembuluh darah. Proses ini terjadi ketika cacing membenamkan kepalanya kedalam lumpur untuk mencari makan, sementara itu ujung ekornya akan disembulkan diatas permukaan lumpur untuk bernafas. Pardiansyah et al 2014 dalam Lastris (2020) menyatakan bahwa pertumbuhan terbaik cacing sutra ada pada lingkungan suhu antara :  12 – 17 oC, pH: 6,0 – 8,0 dengan ketahanan hidup 24 – 96 %.

 

Menurut Hidayat et al., 2016 dalam Lastris (2020) cacing sutra memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dengan protein (57%), lemak (13,3%), serat kasar (2,04%), kadar abu (3,6%) dan air (87,7%) dimana kandungan gizi tersebut sangat dibutuhkan oleh benih ikan untuk proses pertumbuhan. Cacing sutera dapat dijumpai di sungai-sungai, area pertanian yang tergenang air dan saluran pembuangan (got). Kondisi tersebut umumnya sudah tercemar dan tidak dapat dipungkiri bahwa organisme yang ada dalam perairan tersebut sudah terkontaminasi termasuk cacin sutera yang tumbuh dan berkembang biak di perairan tersebut, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa cacing sutera yang berasal perairan yang tercemar dapat menjadi pembawa penyakit (carrier) bagi organisme budidaya.

 

Proses budidaya cacing sutera dilakukan dengan cara manipulasi lingkungan yaitu menyamakan kondisi lingkungan cacing sutera dengan habitat aslinya. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses budidaya cacing sutera yaitu sumber air. Ini sangat penting karena ketika sumber air pada wadah budidaya tersumbat atau tidak ada pemasukan air maka akan mengakibatkan media budidaya menjadi kering dan jika kondisi tersebut terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan cacing sutera mati secara massal. Selain itu, peralatan yang digunakan dalam proses budidaya cacing sutera juga sangat sederhana, mudah didapatkan serta memiliki harga yang murah.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Selamat Hidayat, Iskandar Putra dan Mulyadi. 2016. Pemeliharaan Cacing Sutera (Tubifex sp) dengan Dosis Pupuk yang Berbeda pada Sistem Resirkulas. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau.

 

Lastris T. Molose. 2020. Budidaya Cacing Sutra (Tubifex Sp) di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu. Manado.

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR TATELU   30 April 2021   Dilihat : 23348



Artikel Terkait: