SIDOARJO- Kelompok pembudidaya rumput laut di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur berhasil kembangkan budidaya rumput paut jenis Gracilaria sp. Jenis rumput laut yang biasa disebut "agar-agar" ini bahkan telah berhasil dikembangkan menjadi berbagai jenis varian produk olahan makanan.
Adalah Pokdakan Samudera Hijau 1 yang berhasil memanfaatkan sekitar 800 hektar lahan tambak untuk pengembangan Gracilaria ini. Hingga saat ini kawasan dusun tanjung sari, desa kupang, kec jabon menjadi salah satu sentral produksi rumput laut di Kabupaten Sidoarjo.
Naiknya permintaan produk rumput laut Gracilaria dan dibarengi dengan harga yang tinggi dalam setahun terakhir ini, telah memicu masyarakat untuk menggeluti usaha ini.
Saat dimintai keterangan, ketua Pokdakan H.Mustofa membenarkan bahwa saat ini harga rumput laut Gracilaria sedang tinggi. Jika beberapa tahun lalu hanya berkisar Rp 5.000 saat ini mencapai Rp7.000 per kg kering tergantung tingkat kualitas dan permintaan pembeli. Disisi lain menurutnya, pola budidaya yang mudah menjadikan usaha ini mulai banyak digeluti masyarakat dan telah nyata mendongkrak perekonomian masyarakat.
" Bayangkan dengar rata-rata produktivitas hingga 15 ton per hektar, dalam waktu 45 hari masyarakat dapat meraup keuntungan bersih hingga mencapai Rp.13 juta per siklus atau Rp. 8,75 juta per bulan. Budidaya ini nyaris minim biaya produksi, paling hanya sekitar 20% saja untuk bibit dan tenaga kerja. Sisanya ya untung bersih. Itulah kenapa usaha ini sangat diminati masyarakat", aku Mustafa
Lebih dari 50% produksi rumput laut Sidoarjo berasal dari kawasan ini, dengan kapasitas produksi mencapai 250 ton kering per bulan. Disamping itu, Pokdakan juga jalin kerjasama dengan industri langsung, sehingga akses pasar dan nilai tambah terjamin.
Kembangkan Produk Olahan
Bukan hanya pengembangan usaha budidaya, masyarakat yang tergabung dalam kelompok pengolah dan pemasaran (Poklasar) Samudera Hijau Putri juga berhasil mengolah rumput laut tersebut menjadi berbagai varian produk olahan seperti Kembang goyang, Stick, Kerupuk, Nugget, Mie, Rumput Laut Crispy, dan Es Cream.
Kelompok yang beranggotakan ibu-ibu juga telah berhasil memasyarkan produknya ke berbagai outlet di Sidoarjo. Saat ini produk olahan rumput laut telah menjadi salah satu produk khas dari Sidoarjo.
"Jadi kalau ke Sidoarjo, jangan lupa untuk membeli oleh oleh khas berbahan rumput laut. Kami terus akan kenalkan produk ini melalui promosi dan Alhamdulillah Pemda juga sangat mendukung dalam pengembangannya", ungkap Rahmah yang juga ketua Poklasar Samudera hijau.
Sementara itu Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (21/11) menyatakan bahwa rumput laut masih menjadi andalan utama dalam menggenjot produksi perikanan budidaya. Berbagai dukungan terus didorong untuk mempercepat pengembanganya di berbagai daerah. Melalui UPT Ditjen Perikanan Budidaya yakni BPBAP Takalar, saat ini telah berhasil melakukan perbaikan jenis melalui kultur jaringan khusus untuk Gracilaria.
"Dengan keberhasilan kultur jaringan Gracilaria ini, nanti akan ada perbaikan kualitas bibit yang lebih unggul dan adaptif. Dengan demikian tingkat produktivitasnya lebih tinggi", jelas Slamet.
Disisi lain menurut Slamet, rumput laut juga memiliki peran penting dalam mereduksi emisi karbon dengan perannya sebagai carbon sink.
"Disamping aspek sosial ekonomi, kami akan terus dorong budidaya rumput laut dalam rangka turut berkontribusi dalam pengendalian perubahan iklim global", pungkasnya.
Tahun 2016 total volume produksi rumput laut jenis Gracilaria tercatat sebanyak 1,35 juta ton atau naik sebesar 17 % dari tahun 2015. Sedangkan pangsa pasar jenis ini lebih dari 90% untuk mencukupi kebutuhan industri dalam negeri.
djpb1 22 November 2018 Dilihat : 2598