BBRSEKP, Jakarta - Pustakawan Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBRSEKP) Siti Nurhayati mengikuti acara Seminar dengan tema “Peran Pustakawan dalam Mobilisasi Pengetahuan untuk Masyarakat” di Ruang Teater, Lantai 4 , Gedung Layanan Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi maka pengelolaan perpustakaan yang dulunya dilakukan dengan cara manual atau konvensional mulai berubah dengan adanya pengelolaan perpustakaan dengan cara digital yang melibatkan pemanfaatan teknologi informasi dalam setiap aktivitasnya. Perkembangan teknologi informasi pada dunia perpustakaan ini dilatarbelakangi oleh adanya keinginan dari pustakawan sebagai mediator antara pengguna dengan informasi yang terdapat di perpustakaan untuk menciptakan keefektifan dalam pengelolaan setiap aktivitas yang terjadi di perpustakaan.
Ketua umum Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Dedi Junaedi pada pembukaan awal mengatakan ”Peran pustakawan semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan informasi literasi digital kepada masyarakat”. Sehingga setiap individu di masyarakat memiliki keterampilan literasi, yakni kemampuan dalam mencari informasi, menemukan, mengevaluasi, membuat, memaparkan, hingga menyebarkan kembali informasi tersebut” Hal ini disampaikan Dedi Junaedi dalam acara Seminar ini.
Pembukaan resmi diisi oleh Kepala Perpustakaan nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bundo mengatakan pustakawan memiliki peran vital sebagai penggerak ilmu pengetahuan dan membentuk peta dunia. Karenanya, pustakawan diminta agar lebih peka mengikuti ritme kondisi masyarakat yang terus bergerak sesuai dengan perkembangan dunia digital.
Menurut Syarif ”pustakawan harus mengubah perspektif dalam memandang profesinya dengan terus berperan aktif demi tercapainya mobilisasi pengetahuan”.
Dengan begitu, profesi pustakawan mendapat pengakuan di masyarakat. Yang harus di ”kedepankan perpustakaan adalah seberapa banyak masyarakat yang mengakui bahwa kehadiran pustakawan berguna. Tidak bisa hanya menghadirkan katalog, klasifikasi saja, walaupun pekerjaan ini adalah hal yang wajib pula di lakukan di belakang ‘layar’. Pustakawan juga diminta untuk peduli terhadap kondisi sosial masyarakat.”Ujar Syarif.
Informasi yang diberikan pustakawan dinilai sangat penting karena menggunakan referensi buku yang sudah teruji kevalidan dan keabsahan. Pustakawan harus dapat mengelola sumber-sumber pengetahuan yang di hasilkan dalam suatu institusi. Pak Syarif juga memaparkan bahwa literasi adalah tingkat pengetahuan seseorang, yang di sertai skill, untuk memahami apa yang tersirat dan tersurat, jadi kemampuan untuk memahami makna.
Seminar “Profesi Pustakawan dalam Komunitas Generasi Milenial” diisi dengan pemaparan dari tiga narasumber yakni Lasmo Sudarmo dengan presentasi “E-mobile Library dan Peran Pustakawan untuk Mobilisasi Pengetahuan ke Generasi Milenial, Ismail Fahmi yang memaparkan “Indonesia One Search (IOS) dan Peran Pustakawan dalam Gerakan Open Access Pengetahuan Indonesia”, dan Anton Lucanus dengan “Neliti, sebagai Data Base Pendukung Riset Kebijakan Indonesia”.
Siti Nurhayati mengatakan “manfaat mengikuti acara tersebut bagi para pustakawan yaitu membuka wawasan dan pengetahuan pengembangan layanan perpustakaan melalui mobile library seperti aplikasi i-pusnas dan i-jakarta untuk di implementasikan di perpustakaan BBRSEKP dan membuka jejaring antar pustakawan di seluruh Indonesia”.
Siti menambahkan “media sosial sebagai bentuk promosi eksistensi perpustakaan yang juga dapat dimanfaatkan untuk mendesiminasikan ilmu pengetahuan dan hasil penelitian”.
(Ditulis oleh : Siti Nurhayati - Pustakawan Muda BBRSEKP)
Admin BBRSEKP 22 Oktober 2018 Dilihat : 1110