Pengelolaan rajungan secara berkelanjutan merupakan salah satu bentuk implementasi blue economy. Pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan adalah menjaga keseimbangan seluruh aspek perikanan rajungan meliputi aspek biologi, lingkungan, ekonomi dan sosial.

Aspek biologi yaitu menjaga kesimbangan sumber daya rajungan dan keberlanjutan produktivitasnya. Aspek lingkungan yaitu bagaimana menjaga sumber daya rajungan dengan meniminalkan dampak penangkapan rajungan secara berlebihan. Aspek ekonomi yaitu bagaimana menyeimbangkan antara keuntungan ekonomi baik pelaku usaha dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat sekitar. Sedangkan aspek sosial yaitu bagaimana meningkatkan kepatuhan nelayan/pelaku usaha terhadap pelaksanaan aturan kegiatan penangkapan rajungan.

Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBRSEKP) bekerjasama dengan Sustainable Fisheries Partnership Foundation (SFPF) susun indikator sosial ekonomi ditingkat nelayan sebagai masukan dalam pengelolaan perikanan rajungan khususnya di WPP 712.

BBRSEKP gelar pertemuan dengan SFPF, Bogor (28/2) untuk membahas rencana kegiatan kerjasama yang akan dilaksanakan pada tahun 2023. Hadir dalam pertemuan ini Rudi Alek Wahyudin (Kepala BBRSEKP), Risna Yusuf (perencana BBRSEKP), Fresty Yulia Arthatiani (Analis Kebijakan BBRSEKP), Sinta Nurwijayanti (Koordinator Kerjasama dan Kehumasan), Titin Hasanah dan Ade Ruhyana (tim humas BBRSEKP). Perwakilan SFPF yang hadir dalam pertemuan ini yaitu Dessy Anggraeni dan Tita Nopitawati.

Dalam pertemuan disepakati rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada 2023 yakni dimulai dengan review dan pemetaan kebutuhan data untuk menyusun model bioeconomic, penyusunan instrument pendataan social ekonomi, pengambilan data oleh enumerator, validasi dan analisa data indicator social ekonomi, workshop untuk validasi model dan mempresentasikan hasil analisa kepada nelayan dan pemerintah sebagai bahan masukan menyusun harvet strategi rule (HCR) rajungan.

Penulis: Titin H
Editor : Sinta N