Palembang, 21 Desember 2022, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) terus mengembangkan Smart Fisheries Village (SFV) atau Desa Perikanan Cerdas di berbagai daerah. SFV merupakan salah satu program prioritas BRSDM dengan konsep pembangunan desa perikanan dan satuan kerja yang berbasis pada penerapan benih unggul, teknologi informasi komunikasi dan manajemen tepat guna, keberlanjutan, serta meningkatkan ekonomi yang berada di tengah-tengah program kampung perikanan budidaya dan Desa Inovasi atau Desa Mitra. SMART merupakan singkatan dari kriteria yang digunakan untuk SFV, yaitu Sustainable, Modernization, Acceleration, Regeneration, dan Technology.
Dalam mendukung pelaksanaan SFV sebagai program prioritas BRSDM, Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP), salah satu UPT di bawah pembinaan teknis Pusat Riset Perikanan telah ditetapkan sebagai salah satu penanggung jawab SFV berbasis UPT dengan fokus pengembangan konservasi ikan lokal perairan umum dan eduwisata. SFV tersebut berlokasi di Desa Patra Tani, Kecamatan Muara Belida, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. Instalasi Patra Tani merupakan aset BRPPUPP dengan luas lahan sebesar 49,97 hektare.
Penyusunan roadmap SFV Patra Tani mengadopsi konsep Special Area for Conservation and Fish Refugia (SPEECTRA). SPEECTRA merupakan suatu bentuk modifikasi lahan rawa yang mengutamakan konservasi dan sebagai tempat refugia rawa banjiran. Sistem SPEECTRA diharapkan menjadi suaka perikanan buatan yang menjadi tempat perlindungan ikan (spawning, nursery, dan feeding ground) serta menjadi cadangan produksi ikan.
"BRSDM mencoba untuk memformulasikan program-program prioritasnya untuk mendukung program prioritas KKP, salah satunya terkait dengan pengembangan kampung-kampung perikanan budidaya, termasuk Patra Tani, pilot project SPEECTRA untuk ikan ikan lokal yang ada di perairan Sumatra Selatan. Melihat potensi tersebut, BRSDM mencoba menyusun suatu program SFV, dengan memadukan potensi yang dimiliki oleh UPT-UPT BRSDM. SFV Patra Tani tidak hanya untuk kegiatan-kegiatan SPEECTRA, namun tentunya dapat dimanfaatkan ataupun dinikmati oleh masyarakat," ujar Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta pada soft launching SFV Konservasi Ikan Lokal Perairan Umum dan Eduwisata, Rabu (21/12), di Patra Tani, Kabupaten Muara Enim. Turut hadir mendampingi Kepala BRSDM dalam soft launching tersebut adalah Kepala Pusat Riset Perikanan, Yayan Hikmayani.
Pengembangan SFV di Patra Tani bertujuan untuk menggali dan memanfaatkan aset instalasi Para Tani agar menjadi berdaya guna dan dapat meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Nyoman berharap SFV Patra Tani dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan juga menjadi model bagi teknologi yang dikembangkan oleh KKP untuk dapat diadopsi masyarakat.
Untuk mengembangkan SFV ini, BRSDM menggandeng mitra kerja sama, salah satunya adalah Food and Agriculture Organization (FAO) melalui program I-Fish. Program I-Fish merupakan proyek kerja sama antara KKP dengan FAO yang berfokus pada tiga komoditas ikan air tawar yaitu sidat, arwana, dan belida. Tujuan proyek adalah untuk memperkuat kerangka pengelolaan pemanfaatan keanekaragaman sumber daya perikanan perairan darat guna meningkatkan perlindungan terhadap ekosistem perikanan darat bernilai tinggi dan keanekaragamannya di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Plt. Kepala BRPPUPP, Rezki Antoni S. menyampaikan bahwa kolam SPEECTRA yang ada memiliki luas sekitar 10 hektare, yang difungsikan sebagai kolam rawa pasang surut, serta dilengkapi dengan embung untuk cadangan air dan tempat spawning ikan pada saat musim kering. Jenis Ikan yang terdapat di SPEECTRA antara lain adalah tembakang, selincah, sepat siam, sepat, mata merah, betok, sepatung, lele, gabus, lundu, semuringan, dan seluang.
Turut hadir pada soft launching tersebut adalah Kepala Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Plt. Kepala Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Muara Enim, Camat Muara Belida, National Project Manager I-Fish Project FAO, Chief Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC), akademisi dari Universitas Sriwijaya dan Institut Pertanian Bogor, praktisi eduwisata, masyarakat adat dan akademisi dari Provinsi Kalimantan Tengah, serta para penyuluh perikanan, kelompok pembudidaya ikan, dan kelompok pengolah dan pemasar Sumatra Selatan.
Admin Pusat Riset Perikanan 26 Desember 2022 Dilihat : 239