Indonesia   |   English  
Saran Dan Pengaduan

PUSAT RISET PERIKANAN
BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
×

KKP

Kilas Berita  
KEPALA PUSAT RISET PERIKANAN MENGHADIRI PERTEMUAN REGIONAL STEERING COMMITTEE (RSC) KE-4 DALAM SKEMA THE GEF/UNDP/PEMSEA ATSEA-2 PROJECT DI PAPUA NUGINI

 

Kepala Pusat Riset Perikanan, Yayan Hikmayani menghadiri Pertemuan Regional Steering Committee (RSC) ke-4 untuk program kerja sama bertajuk “Implementation of the Arafura and Timor Seas Regional and National Strategic Action Programs (ATSEA-2); Second Phase of the Arafura Timor Seas Ecosystem Action (ATSEA) Program” atau lebih dikenal dengan Program ATSEA-2 dengan skema pendanaan dari Global Environment Facility (GEF), bertempat di APEC Haus, Port Moresby, Papua Nugini pada tanggal 2-3 November 2022. RSC merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi dalam implementasi Program ATSEA-2 sebagai bentuk kerja sama regional di Kawasan Laut Arafura dan Timor (ATS) yang diikuti oleh 4 (empat) negara, yakni Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini, dan Australia.

Pada RSC ke-4, Pemerintah Papua Nugini mendapatkan kesempatan untuk menjadi tuan rumah, setelah sebelumnya Indonesia serta Timor Leste. The National Fisheries Authority of Papua New Guinea selaku Implementing Partner untuk implementasi Program ATSEA-2 di Papua Nugini ditunjuk menjadi penyelenggara kegiatan dengan dukungan dari Regional Project Management Unit dan PEMSEA. Pertemuan RSC ke-4 ini merupakan pertemuan regional secara tatap muka yang pertama setelah dalam kurun waktu dua tahun terakhir pertemuan diselenggarakan secara daring sebagai dampak pandemi Covid-19.

Pada pertemuan RSC dibahas perkembangan implementasi program di tingkat nasional untuk 3 (tiga) negara penerima manfaat (beneficiaries) yakni Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini, berbagai isu strategis yang ada terkait implementasi program serta konsensus terkait rencana aksi terbaik yang harus disepakati oleh keempat negara yang terlibat untuk mencapai berbagai target yang telah dimandatkan dalam Project Document sebagai upaya mencapai tujuan besar dari Program ATSEA-2, yakni mempromosikan pembangunan berkelanjutan di wilayah Laut Arafura dan Laut Timor demi memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui restorasi, konservasi, dan pengelolaan berkelanjutan ekosistem laut dan pesisir.

UNDP Papua Nugini yang diwakili oleh the Resident Representative of the United Nations Development Programme (UNDP) in Papua New Guinea, Dirk Wagner menyampaikan pernyataan apresiasi dengan melihat berbagai target output beserta capaian strategis yang ada pada Program ATSEA-2 khususnya berbagai intervensi program yang telah berhasil dilakukan di tataran nasional Papua Nugini serta memberikan dukungan penuh terhadap implementasi Program ATSEA-2, sebagaimana disampaikan pada sesi pembukaan.

Sementara itu, Managing Director of the National Fisheries Authority of Papua New Guinea, Justin Ilakini mengatakan bahwa Papua Nugini bukanlah pendatang baru dalam program ATSEA dan sebagai pengamat selama ATSEA-1, Papua Nugini secara aktif berpartisipasi dan berkontribusi khususnya dalam pengembangan analisis diagnostik lintas batas (transboundary diagnostic analysis/TDA) pertama di kawasan tersebut. “Dalam pertemuan ini, kami akan menangani perkembangan baru serta tantangan yang bertahan dan muncul di kawasan ini. Kami juga akan membangun konsensus tentang mekanisme kerja sama regional yang efisien dan sesuai dengan tujuan”, ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, Kepala Pusat Riset Perikanan selaku National Project Director Program ATSEA-2 dan sekaligus bertindak sebagai Kepala Delegasi Perwakilan Pemerintah Republik Indonesia menyampaikan laporan capaian dan perkembangan terkait kegiatan dan anggaran, rencana kegiatan, dan anggaran tahun 2024 serta masalah yang dihadapi pada implementasi Program ATSEA-2 untuk komponen nasional Indonesia guna mendapatkan endorsement dari anggota RSC lainnya.

  

Selain itu, disampaikan pula berbagai intervensi atas posisi Indonesia terkait agenda kegiatan, penyampaian endorsement Indonesia atas rekomendasi dan kesepakatan pada RSC-3, posisi Indonesia atas hasil MidTerm Review (MTR), monitoring atas Theory of Change (ToC), Risk Log, rencana monitoring dan evaluasi, Regional Governance Mechanism, perkembangan dan rencana aksi penyelesaian Transboundary Diagnostic Analysis (TDA) dan Strategic Action Program (SAP), dokumen Regional EAFM for Red Snapper, dokumen Guide for Decision Makers and Facilitators: Incorporating Regional Climate Change Results into Local Action Planning, dan yang tak kalah penting adalah diskusi strategis terkait rencana no-cost extension untuk skema pendanaan dalam siklus GEF, serta rencana persiapan keberlanjutan program melalui ATSEA-3.

 

“Indonesia mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada Pemerintah Papua Nugini yang telah berhasil menjadi tuan rumah Pertemuan RSC Program ATSEA-2 yang ke-4. Saya optimis bahwa tujuan dan sasaran yang ingin dicapai terhadap konservasi keanekaragaman hayati ekosistem dan pengelolaan sumber daya yang terintegrasi dan berkelanjutan di wilayah ATS dapat dicapai melalui Program ATSEA-2. Terakhir, Indonesia akan selalu berkomitmen untuk menjalin kerja sama yang baik di kawasan ATS, berbagi praktik terbaik, dan meningkatkan inisiatif di tingkat lokal, nasional, dan regional”, ujar Kepala Pusat Riset Perikanan ketika memberikan pernyataan penutup.

Kegiatan diakhiri dengan konferensi pers yang diadakan untuk menginformasikan kesimpulan strategis, keputusan, dan tindakan pengelolaan yang disepakati dari Pertemuan RSC ke-4 oleh empat negara anggota, yaitu Papua Nugini, Australia, Indonesia, dan Timor Leste.

Admin Pusat Riset Perikanan   14 November 2022   Dilihat : 224



Artikel Terkait: