Indonesia   |   English  
Saran Dan Pengaduan

PUSAT RISET PERIKANAN
BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
×

KKP

Kilas Berita  
KKP Kembangkan Vaksin, Untuk Genjot Produksi Ikan Nila

Bogor (2 September 2022) – Dunia lagi sibuk menangkal wabah Covid-19, dan kini muncul wabah baru, yakni adanya Cacar Monyet (monkeypox). Dunia berebut mendapatkan vaksin untuk mengendalikan wabah tersebut tak terkecuali Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat global meyakini jika vaksin terbukti mampu memberikan kekebalan spesifik terhadap penyakit tertentu dan aman diterapkan. Ternyata tak hanya manusia, hewan – termasuk ikan – pun memerlukan vaksin untuk mencegah dari serangan penyakit. Demikian pula dengan nila, si ikan konsumsi air tawar ini, juga memerlukan vaksin, yang kini dikembangkan oleh Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan, Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Seperti telah diketahui bahwa ikan nila rentan terhadap dua penyakit yang timbul bersamaan (ko-infeksi), yaitu Motile Aeromonas Septicemia (MAS) dan Streptococcosis, dengan nilai angka kesakitan (insidensi) sebesar 60% dari total populasi ikan nila. Kini telah dikembangkan vaksin “CapriVac Hydrogalaksi”, merupakan vaksin inaktif yang mengandung strain bakteri Aeromonas hydrophila AHL0905-2 dan Streptococcus agalactiae N14G isolat lokal, yang mempunyai kemampuan melindungi ikan terhadap serangan penyakit MAS dan Streptococcosis. Hingga mampu menginduksi respon kebal spesifik (antibodi) pada ikan nila dan meningkatkan kelangsungan hidup ikan lebih dari 10 %. Pengembangan vaksin kombinasi ini didasari dengan asumsi bahwa vaksin ini diharapkan akan memberikan perlindungan lebih baik dibandingkan jika diberikan vaksin tunggalnya (vaksin A. hydrophila saja atau vaksin S. agalactiae saja).

Vaksin koktail yang mengandung 2 jenis antigen isolat lokal terseleksi tersebut berfungsi untuk meningkatkan respon kekebalan spesifik terhadap infeksi bakteri A. hydrophila dan S. agalactiae pada budidaya ikan nila telah terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dengan nomor P0020161716 pada 15 Maret 2016, dan telah memperoleh sertifikat paten nomor IDP000065965 atas nama Sentra Hak Kekayaan Intelektual KKP.

Hilirisasi HKI ini telah dilakukan dengan melalui perjanjian lisensi antara Balai Riset Perikananan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP), di bawah supervisi Pusat Riset Perikanan (Pusriskan) KKP, no. 10/BRSDM/KKP/VII/2020 dengan PT Caprifarmindo Laboratories Nomor 043/VIII/20/CAPRI-VET. Serah terima Master Seed/Working Seed bakteri A. hydrophila dan S. agalactiae telah dilakukan pada 2020 di Bogor oleh BRPBATPP dan PT Caprifarmindo Laboratories. Pada tahap selanjutnya kegiatan ini mendapat dukungan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan. Kolaborasia ini, kini telah menghasilkan produk vaksin dengan merk dagang “CapriVac Hydrogalaksi”, dan saat ini telah diperoleh nomor registrasi KKP RI D 2206618 BKC (2022-2027) sebagai persyaratan teknis bahwa produk vaksin tersebut layak digunakan

oleh masyarakat, sehingga diharapkan akan mendukung program pemerintah untuk pembangunan perikanan budidaya berkelanjutan melalui pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan untuk menghasilkan produk perikanan budidaya yang aman dikonsumsi serta menjaga kondisi lingkungan yang optimal dengan program unggulan KKP yaitu Gerakan Vaksinasi Ikan (Gervikan). Rilis produk vaksin Caprivac Hydrogalaksi dilakukan pada acara RIFAFest 2-3 September 2022 di BRPBATPP Bogor, dihadiri oleh Presiden Direktur PT. Caprifarmindo Laboratories Bp. Ryadi Sariputera, SE. dan Direktur Fasilitasi Riset LPDP Kementerian Keuangan Ir Wisnu S. Soenarso, M.Eng.

Peluncuran Vaksin capriVac hydrogalaksi oleh Sekretaris Jenderal KKP disaksikan oleh Kepala BRSDM dan Walikota Bogor

pada acara RIFAFEST 2022 di Bogor, 2 September 2022

 

 Serah terima produk Vaksin capriVac hydrogalaksi ke pembudidaya

Vaksin capriVac hydrogalaksi diformulasi dalam bentuk larutan sehingga mudah dalam aplikasi, baik secara injeksi (penyuntikan), perendaman maupun melalui pakan. Harapannya vaksin ini dapat diterapkan secara nasional, melalui Gervikan serta sosialisasi secara masif oleh penyuluh perikanan di seluruh pelosok negeri, sehingga berdasarkan hitungan kasar diperoleh potensi peningkatan produksi ikan nila sebesar (10% x 1, 2 juta ton (DJPB 2020))

= 120.000 ton, setara Rp 3 T per tahun (jika asumsi harga ikan nila  Rp 25.000,-/kg).

Dukungan dari setiap pemangku kepentingan sangat diharapkan, agar perikanan budidaya air tawar, khususnya budidaya ikan nila dapat terus menggeliat dan lestari.

 

 

Humas BRPBATPP

Admin Pusat Riset Perikanan   05 September 2022   Dilihat : 300



Artikel Terkait: