Indonesia   |   English  
Saran Dan Pengaduan

PUSAT RISET PERIKANAN
BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
×

KKP

Kilas Berita  
Pembukaan Webinar “Akselerasi Pembangunan Kelautan dan Perikanan Melalui Industrialisasi Produk Inovasi dan Penyuluhan Perikanan”

Bogor, 28 Agustus 2022. Kegiatan webinar dibuka oleh I Nyoman Radiarta selaku Kepala BRSDMKP. Dalam kesempatan tersebut disampaikan 3 Program terobosan Menteri Kelautan dan Perikanan. untuk menggenjot peningkatan pendapatan negara dari sektor kelautan dan perikanan sepanjang 2021-2024.  Program prioritas yang dimaksud adalah 1) Peningkatan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari perikanan tangkap untuk kesejahteraan nelayan, 2) Pengembangan perikanan budidaya yang didukung riset kelautan dan perikanan dan 3) Pembangunan kampung budidaya ikan air tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal.

Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluh Perikanan, UPT di bawah Pusat Riset Perikanan dan sekaligus Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP sebagai wakil KKP, memiliki peran penting khususnya melalui inovasi teknologi KP dan dukungan kegiatan penyuluhan dan pendampingan pelaku utama dan usaha KP. 

Perkembangan IPTEK yang pesat di era industry 4.0 dan society 5.0 mendorong orientasi kerja BRPBATPP untuk menciptakan paket teknologi yang inovatif dalam sistem produksi perikanan sebagai dasar pengembangan usaha perikanan yang kompetitif melalui pendampingan penyuluh perikanan.

RIFAFEST 2022 membangun sinergi Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan  stakeholder terkait sebagai upaya akselerasi pembangunan kelautan dan perikanan melalui industrialisasi produk inovasi dan penyuluhan perikanan.

Sebagai salah satu rangkaian kegiatan RIFAFEST 2022, diharapkan webinar dengan tema “Akselerasi Pembangunan Kelautan dan Perikanan Melalui Industrialisasi Produk Inovasi dan Penyuluhan Perikanan” dapat menjawab berbagai permasalahan mendasar dalam upaya peningkatan produksi perikanan diantaranya adalah: kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat KP tentang pengelolaan usaha budidaya dan khususnya pengelolaan kesehataan ikan. Diperlukan peningkatan wawasan masyarakat KP mengenai Kebijakan Karantina Ikan, Penerapan Prinsip Biosekuriti Pada Manajemen Kesehatan Ikan, Regulasi Obat Ikan yang terdaftar, serta Teknologi Budidaya berbasis IoT.

Karantina Ikan diperlukan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit Ikan Karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Hama dan penyakit baru dapat mewabah dalam waktu relatif cepat dan merugikan sosio ekonomi dan bahkan dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Kebijakan Penerapan Karantika Ikan mutlak diperlukan dalam upaya peningkatan produksi KP.

Peningkatan produksi KP juga dapat dilakukan melalui Penerapan Prinsip Biosekuriti pada Manajemen Kesehatan Ikan. Biosekuriti didefinisikan sebagai suatu perangkat aturan, perlengkapan atau peralatan yang sangat penting untuk melakukan pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit infeksi yang bisa menyebabkan kerugian besar secara ekonomi. Penerapan biosekuriti juga didorong oleh tren tuntutan konsumen global untuk mengkonsumsi produk yang berasal dari sistem produksi yang memenuhi unsur-unsur safety dan sustainable, serta mencegah kerugian secara ekonomi akibat kegagalan panen dan rendahnya laju pertumbuhan akibat infeksi mikroorganisme patogen.

Selanjutnya, pada penanggulangan ikan sakit seringkali masyarakat KP lebih memilih menggunakan obat-obatan karena dianggap sangat praktis, efektif dan murah. Tetapi obat-obatan kebanyakan tidak spesifik dan dapat menimbulkan strain bakteri yang resisten dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Bagaimanapun bentuk penanggulangan penyakit ikan, bentuk pencegahan dengan menerapkan metode budidaya ikan yang tepat, mulai dari memilih lokasi, wadah budidaya, benih, hingga pemeliharaan dan seluruh aspek-aspek terkait, masih dianggap lebih unggul. Penggunaan obat tidak boleh dilakukan sembarangan dan harus memperhatikan Regulasi Obat Ikan yang terdaftar di DJPB.

Upaya lainnya sebagai upaya peningkatan produksi dan mendorong industrialisasi produk KP, diperlukan transformasi model bisnis akuakultur dalam industry 4.0. Penerapan Internet of Things dalam budidaya perikanan memberikan solusi terbaik khususnya dalam membangun sistem produksi yang lebih efisien dan terukur mulai dari aspek teknis produksi, penguatan SDM dan aspek manajemen bisnisnya. Kegiatan ini dihadiri oleh Yayan Hikmayani, S.Pi, M.Si. (Kepala Pusat Riset Perikanan), RR Sri Pudji Sinarni Dewi, SPi., M.Si (Plt Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan), Ir. Rina, M.Si. (Lektor Kepala Politeknik Ahli Usaha Perikanan) sebagai Narasumber, Tatang Nurjaman, S.Pi, M.Si (Koordinator Operasi Karantina dan Keamanan Hayati – BKIPM) sebagai Narasumber, Mario Vincent Agustin Siahaan, S.St.Pi. (Subkoordinator Pendaftaran Obat Ikan, Dit. Pakan dan Obat Ikan, Ditjen Perikanan Budidaya) sebagai Narasumber, dan Rayyan A. Dzakiy (Lead Engineer eFeeder, eFishery) sebagai  Narasumber. Kegiatan webinar ini dilaksanakan selama 2 hari sampai dengan tanggal 30 Agustus 2022.

 

Admin Pusat Riset Perikanan   30 Agustus 2022   Dilihat : 249



Artikel Terkait: