Indonesia   |   English  
Saran Dan Pengaduan

PUSAT RISET PERIKANAN
BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
×

KKP

Kilas Berita  
Rumput Laut Mampukah Menuju Industri Perikanan di Indonesia

Eksistensi budidaya rumput laut di Indonesia khususnya jenis kotoni akan semakin menguat seiring dengan suskesnya hasil pengkajian pembudidayaan rumput laut kotoni di berbagai daerah potensial untuk pengembangan. Dari berbagai sudut telaahan dan kajian yang didapatkan, kendala yang kemungkinan muncul dapat diatasi apabila protokol budidaya yang telah disosialisasikan diterapkan dengan baik. Untuk itu, kebijakan pengembangan rumput laut kotoni harus didasarkan pada pengembangan inovasi baru baik hulu maupun hilir. Kegiatan hulu mencakup pengembangan system budidaya, perbaikan mutu bibit (tissue culture atau seleksi klon), sedangkan kegiatan hilir mencakup pengembangan inovasi teknologi pengolahan rumput laut (karaginan, alginate, agar-agar, dll).

Kebijakan pembangunan industri nasional sebagai mana tertuang pada PP 28 Tahun 2008 diarahkan pada penyebaran pembangunan industri di daerah dengan memperhatikan kekuatan potensi sumber daya alam setempat dan meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan. Rumput laut menjadi salah satu komoditas unggulan dalam program industrialisasi perikanan. Ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan dan juga keunggulannya, diantaranya : peluang pasar ekspor yang terbuka luas, harga relatif stabil, juga belum ada batasan atau kuota perdagangan bagi rumput laut; teknologi pembudidayaannya sederhana, dan mudah dikuasai; siklus pembudidayaannya relatif singkat, sehingga cepat memberikan keuntungan; kebutuhan modal relatif kecil; merupakan komoditas yang tidak tergantikan, karena tidak ada produk sintetisnya; usaha pembudidayaan rumput laut tergolong usaha yang padat karya, sehingga mampu menyerap tenaga kerja. Dukungan terhadap kebijakan pengembangan rumput laut ini memang masih perlu dikaji mendalam, mengingat permasalahan yang ada belum secara tuntas dapat diatasi. Perlu peninjauan apakah produksi rumput laut hanya diarahkan untuk mendukung pembuatan ATC, SRC/RC atau untuk industri yang lebih maju lagi (Food Grade). Kebutuhan rumput laut yang sangat besar guna keperluan industri tersebut memerlukan persyaratan khusus yang sangat ketat terhadap mutu rumput laut yang dihasilkan masyarakat.


Dari aspek pasar, rumput laut mengalami peningkatan dalam perkembangan perdagangan global yang cukup tinggi seiring dengan kebutuhan bahan baku industri baik untuk food grade, pharmaeutical, maupun industrial grade. Pertumbuhan penduduk dunia yang semakin pesat dan kompleksitas nilai guna rumput laut yang begitu besar sebagai penunjang kebutuhan
hidup masyarakat dunia, maka tidak heran memang jika saat ini rumput laut menjadi salah satu kebutuhan yang prospektif dan telah menjadi bagian dari kebutuhan global. Faktor-faktor tersebut meliputi harga ekspor rumput laut Indonesia ke negara tujuan, nilai tukar riil, produksi rumput laut Indonesia, dummy revitalisasi, volume ekspor rumput laut Indonesia, dan GDP negara tujuan ekspor. Sementara itu, harga ekspor dan kurs nilai tukar berpengaruh negatif terhadap volume eksor rumput laut Indonesia ke negara tujuan. Faktor harga ekspor memiliki pengaruh yang negatif terhadap volume ekspor rumput laut Indonesia. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa harga ekspor rendah akan meningkatkan volume ekspor rumput laut Indonesia. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan salah satunya yaitu perihal mata rantai (supply chain) untuk ekspor rumput laut agar dapat diciptakan seefektif dan seefisien mungkin. Dengan pemotongan mata rantai tertentu, akan meningkatkan nilai dari suatu perdagangan rumput laut tersebut.

LInk Artikel lengkap klik disini

Disajikan oleh : Ir. Bambang Priono, SU

 

Admin Pusat Riset Perikanan   23 Maret 2022   Dilihat : 713



Artikel Terkait: