Indonesia   |   English  
Saran Dan Pengaduan

SKPT Morotai
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Kilas Berita  

Bisnisplan SKPT


Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) merupakan langkah awal dalam memajukan potensi sektor kelautan dan perikanan khususnya di pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan. Pembangunan dan pengembangan SKPT ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi komoditas sektor perikanan, sehingga pada akhirnya dapat menyejahterakan masyarakat dan juga ekonomi wilayah tersebut. Salah satu program SKPT di pulau-pulau terluar yaitu Kabupaten Pulau Morotai.

 

Kabupaten Pulau Morotai dengan segenap potensi sumber daya alam dan perikanan yang begitu melimpah patut mendapatkan perhatian penting, mengingat wilayah ini masih dalam tahap pembangunan dan pengembangan infrastruktur dan sarana prasarana wilayah. Melalui program SKPT yang dicanangkan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, sektor perikanan tangkap khususnya dapat menjadi sektor unggulan dan memberikan benefit yang besar terhadap masyarakat nelayan di Morotai dan juga wilayah Kabupaten Pulau Morotai.

 

Potensi sumberdaya perikanan di Kabupaten Pulau Morotai masih mempunyai peluang pemanfaatan yang cukup besar, hal ini didasarkan atas hasil perhitungan antara hasil tangkapan dan upaya penangkapan (jumlah nelayan) dari tahun 2011 – 2014 yang menunjukkan adanya peningkatan CPUE (Catch per Unit Effort) dari tahun ke tahun. Demikian pula didasarkan pada perhitungan bio-ekonomi dengan menggunakan model Schaefer (tanpa memperhitungkan FPI, Fishing Power Index, yang disebabkan oleh ketiadaanan data Upaya, baik menurut jumlah armada atau alat tangkap maupun trip penangkapan), yaitu didapatkan nilai CMSY sebesar 31.199 ton/tahun dengan upaya EMSY sebanyak 2.951 orang nelayan. Ini berarti bahwa perikanan tangkap di Kabupaten Pulau Morotai masih berada pada kondisi belum tereksploitasi secara optimal (underfishing) dan masih berpeluang untuk ditingkatkan pemanfaatannya 

 

Hasil tangkapan yang dominan di Kabupaten Pulau Morotai pada tahun 2012-2014 dengan rata-rata produksi menunjukan kategori SDI adalah ikan Tuna dan Cakalang (pelagis besar) sebesar 5.481,6 ton/tahun, ikan Tongkol, Layang dan Julung-julung (pelagis kecil) sebesar 3.058 ton/tahun dan ikan Kakap (demersal) sebesar 215,37 ton/tahun (Gambar 4). Ada 5 jenis ikan yang potensinya besar sehingga dapat dikatakan merupakan komoditas ikan utama, sedangkan yang menjadi komoditas unggulan dari Kab. Pulau Morotai adalah TTC (Tuna, Tongkol, dan Cakalang). Total produksi dari kelima jenis komoditas utama tersebut adalah sebesar 6.907,81 ton/tahun, yaitu terdiri atas ikan Cakalang dengan rata-rata produksi sebesar 4.326,53 ton/tahun, ikan Tuna/Madidihang sebesar 1.155,07 ton/tahun, ikan Tongkol sebesar 995,37 ton/tahun, ikan Layang sebesar 215,37 ton/tahun dan ikan Kakap sebesar 215,37 ton/tahun

 

Produksi Tuna segar yang ditangkap nelayan Morotai ini dijual langsung kepada pembeli yang datang dengan kapal penampung/pengangkut dari Bitung dengan harga rata-rata berkisar antara Rp. 28.000,- - Rp. 30.000,-/kg, yang kemudian dijual kepada perusahaan perikanan di Bitung dengan harga rata-rata berkisar antara Rp. 60.000,- - Rp. 65.000,-/kg. Sedangkan apabila dijual dalam bentuk Tuna Loin di Ternate harganya bisa mencapai Rp. 75.000,-/kg   Kecenderungan kenaikan produksi ini jelas terlihat dari kenaikan nilai penjualan ikan beberapa jenis ikan unggulan.

 

Naik atau turunnya produksi dan nilai produksi perikanan dipengaruhi oleh beberapa sebab diantaranya adalah ketersediaan ikan, tenaga kerja, armada dan alat tangkap, fasilitas dan material pendukung pengolahan dan akses pemasarannya. Bila faktor-faktor ini ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya, maka produktivitas perikanan tangkap akan lebih meningkat. Faktor pendukung lainnya adalah dukungan kebijakan Pemerintah dan Pemkab Pulau Morotai yang memadai serta kondisi keamanan daerah yang kondusif.

Selengkapnya analisis bisnis plan untuk SKPT Morotai dapat di unduh di link berikut Bisnisplan SKPT Morotai