Tabel 1. Kategori dan Status Efektifitas dan Kemandirian Pengelolaan SKPT.
Pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu merupakan program yang melingkupi satu kesatuan sistem bisnis perikanan yang terdiri dari komponen penyusun sistem yang bersifat integratif dan komprehensif. Kompenen tersebut adalah; (i) sarana dan prasarana, (ii) sumberdaya manusia (SDM), (iii) kelembagaan, dan (iv) pemasaran produksi. Sentra bisnis kelautan dan perikanan terpadu sebagai sebuah sistem bisnis dalam mencapai efektifitas pengelolaannya dikembangkan secara bertahap berdasarkan pencapaian komponen penyusun sistemnya. Efektifitas dan kemandirian pengelolaan sentra bisnis kelautan dan perikanan terpadu dikategorikan ke dalam 5 (lima) tingkatan, yaitu; (a) Pra Persiapan dengan status Pra Mandiri 1, (b) Persiapan dengan status Pra Mandiri 2, (c) Terbangun dengan status Pra Mandiri 3, (d) Terkelola dengan status Pra Mandiri 4, dan (e) Terkelola Efektif dengan status Mandiri.
Tabel 2. Kriteria Penilaian Status Efektifitas dan Kemandirian Pengelolaan SKPT.
Dari penilaian efektifitas dan kemandirian pengelolaan yang dilakukan terhadap pembangunan SKPT Kab. Morotai dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun, yakni tahun 2016, 2017 dan 2018 dengan menilai rata-rata pencapaian kriteria yang meliputi; (a) Aspek Fisik, (b) Aspek Produksi dan Ekonomi, (c) Aspek Kelembagaan, dan (d) Aspek Sosial dan Lingkungan, diperoleh nilai masing-masing sebagai berikut; tahun 2016 = 0,77, tahun 2017 = 0,84 dan tahun 2018 = 0,87.
Dari penilaian efektifitas dan kemandirian pengelolaan yang dilakukan terhadap pembangunan SKPT Kab. Morotai dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun, yakni tahun 2016, 2017 dan 2018 dengan menilai rata-rata pencapaian kriteria yang meliputi; (a) Aspek Fisik, (b) Aspek Produksi dan Ekonomi, (c) Aspek Kelembagaan, dan (d) Aspek Sosial dan Lingkungan, diperoleh nilai masing-masing sebagai berikut; tahun 2016 = 0,77, tahun 2017 = 0,84 dan tahun 2018 = 0,87.
Tabel 3. Kompilasi Hasil penilaian efektifitas dan kemandirian pengelolaan SKPT Kab. Morotai Kurun Waktu 3 (tiga) Tahun (2016 s/d 2018).
Dari hasil penilaian efektifitas dan kemandirian pengelolaan SKPT Kab. Morotai kurun waktu 3 (tiga) tahun, yaitu tahun 2016, 2017 dan 2018 berada pada status Pra Mandiri 4 atau kategori terkelola, karena nilainya > 0,75. Dari tahun ke tahun, terjadi peningkatan bobot efektifitas dank kemandiria pengelolaan terutama pada tahun 2018 (nilainya 0,89).
Dari sejumlah parameter yang digunakan dalam penilaian status efektifitas dan kemandirian pengelolaan SKPT, terdapat 5 parameter utama yang memberikan pengaruh yang besar (selanjutnya disebut parameter signifikan) terhadap pembangunan SKPT. Parameter yang dimaksud adalah; (i) ketersediaan kapal perikanan dan alat tangkap perikanan, (ii) terbangunnya sistem rantai dingin terpadu (integrated cold stored system), (iii) Jumlah nelayan yang aktif melakukan usaha perikanan, (iv) peningkatan pendapatan nelayan, (v) peningkatan produksi tangkapan nelayan, (vi) terbentuknya kelembagaan nelayan, dan (vii) terbangunnya kemitraan usaha perikanan nelayan.
Perkembangan status SKPT Kab. Morotai dinilai cukup pesat, hal tersebut disebabkan karena adanya upaya akseleratif terhadap pembangunan dan pelaksanaan komponen-komponen SKPT, baik yang sifatnya primer maupun penunjang. Faktor yang berpengaruh dalam peningkatan status SKPT dari tahun ke tahun (3 tahun terakhir) adalah penambangan armada kapal dan alat tangkap penangkapan perikanan sebagai sarana utama bagi nelayan dalam melakukan penangkapan ikan, dimana pada tahun 2016 hanya 2 unit kapal, tahun 2017 meningkat menjadi 102 unit kapal, dan tahun 2018 meningkat lagi menjadi 148 unit kapal. Dengan bertambahnya jumlah kapal dan alat tangkap perikanan, maka secara langsung berpengaruh terhadap jumlah nelayan yang aktif melakukan usaha perikanan, sampai dengan bulan Juli 2018 tercatat 500 nelayan aktif menjadi anggota koperasi. Pembentukan dan pengembangan koperasi, merupakan katalisator semakin produktifnya nelayan dalam menangkap ikan dan semakin terampilnya dalam penanganan hasil, sehingga kualitas (higienitas) ikan yang ditangkap tetap terjaga, karena juga didukung oleh sistem rantai dingin yang ada.
Selain itu, dengan adanya bantuan kapal dan alat tangkap perikanan akan memperkuat kepemilikan nelayan terhadap sarana penangkapan, dan hal ini yang mendorong etos kerja nelayan dalam meningkatkan perolehan hasil tangkapan, sebab dengan bertambahnya hasil maka otomatis meningkatkan produktifitas serta pendapatan nelayan. Berdasarkan hasil penilaian pada tahun 2018, terjadi peningkatan produksi ikan sebesar 33,2%.
Faktor lain yang mempengaruhi pencapaian status Pra Mandiri 4 atau kategori terkelola SKPT Kab. Morotai adalah terbangun dan beroperasinya ICS. Adanya sarana ICS ini sangat membantu nelayan dalam mempertahankan kualitas hasil tangkapannya. Selain itu, ICS sangat berguna untuk menampung ikan dalam bentuk beku (frozen) dalam jumlah yang besar. Hasil tangkapan selanjutnya dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah (add value), misalnya loin dan fillet ikan. Bahkan hasil olahan perikanan dapat diekspor ke pasar luar negeri.
Dalam perjalanan SKPT, ternyata kebutuhan nelayan untuk mengembangkan usaha perikanannya semakin banyak, misalnya modal untuk penambahan armada kapal dan alat tangkap perikanan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka dilakukan fasilitasi dengan BLUKP agar dapat membantu nelayan melalui skema kredit murah. Pada tahun 2017, proses fasilitasi mulai dilakukan, dan pada tahun 2018 BLUKP telah memberikan pinjaman bagi nelayan sebesar Rp. 3,5 Milyar untuk mendukung pengembangan usaha perikanan nelayan.
Tabel 4. Gambaran Perkembangan Capaian Pembangunan SKPT di Kabupaten Morotai Kurun Waktu 3 (tiga) Tahun (2016 s/d 2018).
Parameter Signifikan |
Tahun |
||
2016 |
2017 |
2018 |
|
1. Kapal dan alat tangkap perikanan. |
Bantuan 2 unit kapal dan alat tangkap perikanan. |
Bantuan 102 unit kapal dan alat tangkap perikanan. |
Bantuan 148 unit kapal dan alat tangkap perikanan |
2. Sistem rantai dingin terpadu (ICS) |
Pembangunan ICS. |
Pembangunan komponen pendukung ICS. |
ICS sudah mulai operasional. |
3. Jumlah nelayan yang aktif melakukan usaha perikanan. |
Jumlah nelayan aktif yang menjadi anggota koperasi masih terbatas. |
Jumlah nelayan aktif yang menjadi anggota 4 unit koperasi sebanyak 80 orang (masing-masing 20 orang setiap koperasi). |
Jumlah nelayan aktif yang menjadi anggota koperasi meningkat sebanyak 500 orang. |
4. Pendapatan nelayan. |
Mendapat bagi hasil sebagai nelayan buruh kapal perikanan. |
Mendapat bagi hasil 50% dari perolehan hasil tangkapan (penjualan ikan). |
Nelayan sebagai pemilik kapal, sehingga mendapatkan 100% dari perolehan hasil tangkapan (penjualan hasil). |
5. Produksi tangkapan nelayan. |
Kurangnya armada kapal dan alat tangkap perikanan membatasi perolehan hasil tangkapan nelayan. |
Peningkatan perolehan hasil tangkapan nelayan seiring dengan penambahan armada kapal dan alat tangkap perikanan. |
Dengan kepemilikan kapal dan alat tangkap perikanan sendiri, nelayan dapat meningkatkan perolehan hasil tangkapan. Rata-rata peningkatan produksi perbulan 33,2% (jenis ikan campuran) masing-masing koperasi. |
6. Kelembagaan (koperasi) nelayan. |
Belum ada koperasi yang layak (sesuai kriteria untuk mendapatkan bantuan). |
Terbentuk 4 koperasi. |
Terbentuk 80 koperasi calon penerima bantuan kapal dan alat tangkap perikanan. |
7. Kemitraan usaha perikanan nelayan. |
Belum ada mitra usaha perikanan bagi nelayan. |
Merintis kerjasama dengan BLUKP. |
Terfasilitasi dana bantuan BLUKP sebesar Rp. 3,5 Milyar. |
Untuk semakin meningkatkan efektifitas dan kemandirian pengelolaan serta menjamin keberlanjutan SKPT, tetap dilakukan langkah-langkah penting, antara lain; (a) lebih menguatkan kemampuan teknis nelayan dalam melaksanakan kegiatan penangkapan dan penanganan ikan hasil tangkapan agar tetap terjaga kualitasnya (higienis), (b) lebih menguatkan etos kerja nelayan, agar pasokan ikan ke SKPT tetap berjalan, (c) lebih meningkatkan kemampuan dan kerjasama dalam pengelolaan koperasi, agar dapat menjaga posisi tawar nelayan terhadap mitranya, dan (d) memperkuat pemasaran hasil perikanan nelayan.
Dari hasil penilaian pembangunan SKPT Kab. Morotasi dapat disimpulkan bahwa status efektifitas dan kemandirian pengelolaan SKPT Kab. Morotai adalah Pra Mandiri 4 atau Kategori Terkelola. Hal ini bermakna bahwa aspek-aspek penting dalam SKPT, seperti; sarana dan prasarana, ekonomi dan produksi, kelembagaan serta sosial dan lingkungan hidup terbangun serta berjalan dengan baik; dan
Parameter yang signifikan berpengaruh terhadap kemajuan pencapaian SKPT Kab. Morotai adalah; bertambahnya jumlah armada penangkapan, menguatnya peran koperasi dalam mendukung usaha perikanan nelayan, meningkatnya partisipasi nelayan melaksanakan usaha perikanan, dan terbangunnya kerjasama dengan BLUKP untuk mendukung permodalan dalam rangka pengembangan usaha perikanan nelayan.
Admin Morotai 14 Desember 2018 Dilihat : 5329